JAKARTA - Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-Moon, meminta bantuan Indonesia untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Suriah. Atas permintaan ini, Indonesia berencana akan mengalihtugaskan beberapa prajurit TNI yang bertugas di Kongo, Liberia, Sudan dan Lebanon untuk bersiap menuju Suriah.
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Istana Merdeka, Selasa (17/4), membenarkan adanya komunikasi antara Pemerintah Indonesia dengan PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian Indonesia ke Suriah.
Pada Senin (16/4) malam, atas instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Marty Natalegawa menyatakan telah berbicara dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon. Dalam pembicaraan itu, pihak Sekretariat PBB menanyakan, apakah bisa pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang saat ini sedang bertugas di misi-misi PBB, seperti Unamed, Sudan, Kongo, Liberia, dan juga di Lebanon, dialihtugaskan ke Suriah. "Alasannya, karena prosesnya bisa lebih cepat. Kalau melalui proses rekrutmen yang rutin, memang memakan waktu. Karena keperluannya mendesak, maka Sekjen PBB menanyakan apakah bisa pasukan penjaga perdamaian kita yang sudah digelar di misi-misi lain dialihtugaskan," kata Marty.
Pada prinsipnya, kata Marty, Presiden SBY menyatakan Indonesia siap mempertimbangkannya dengan positif. Namun dengan dua catatan, bahwa memang betul ada gencatan senjata yang efektif berlaku di lapangan serta ada persetujuan dari Pemerintah Suriah."Dua pertimbangan ini yang kita sampaikan ke Sekjen PBB. Tadi malam Sekjen PBB menyatakan, bahwa itu juga menjadi concern pihak Sekretariat PBB," katanya.
Menurut Marty, pasukan penjaga perdamaian Indonesia sifatnya advance team, sebagai observer team pendahuluan. Tim ini tugas utamanya sebagai observer, peninjau dan sebagai military staff officer. Tapi karena ini adalah gelombang pertama, 30 orang gelombang pertama, tugasnya untuk bisa menjalin komunikasi, menggulirkan prosesnya. "Ini tahapan awal. Jadi betul-betul advance team-nya," katanya.
Dikatakan Marty, saat ini PBB telah mengirim 30 orang dan 6 orang diantaranya dari Indonesia. Marty menilai penugasan ini menjadi wujud kepercayaan yang sangat tinggi dari PBB ke Indonesia.
Sumber : JURNAS.COM
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Istana Merdeka, Selasa (17/4), membenarkan adanya komunikasi antara Pemerintah Indonesia dengan PBB untuk mengirimkan pasukan penjaga perdamaian Indonesia ke Suriah.
Pada Senin (16/4) malam, atas instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Marty Natalegawa menyatakan telah berbicara dengan Sekjen PBB, Ban Ki-moon. Dalam pembicaraan itu, pihak Sekretariat PBB menanyakan, apakah bisa pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang saat ini sedang bertugas di misi-misi PBB, seperti Unamed, Sudan, Kongo, Liberia, dan juga di Lebanon, dialihtugaskan ke Suriah. "Alasannya, karena prosesnya bisa lebih cepat. Kalau melalui proses rekrutmen yang rutin, memang memakan waktu. Karena keperluannya mendesak, maka Sekjen PBB menanyakan apakah bisa pasukan penjaga perdamaian kita yang sudah digelar di misi-misi lain dialihtugaskan," kata Marty.
Pada prinsipnya, kata Marty, Presiden SBY menyatakan Indonesia siap mempertimbangkannya dengan positif. Namun dengan dua catatan, bahwa memang betul ada gencatan senjata yang efektif berlaku di lapangan serta ada persetujuan dari Pemerintah Suriah."Dua pertimbangan ini yang kita sampaikan ke Sekjen PBB. Tadi malam Sekjen PBB menyatakan, bahwa itu juga menjadi concern pihak Sekretariat PBB," katanya.
Menurut Marty, pasukan penjaga perdamaian Indonesia sifatnya advance team, sebagai observer team pendahuluan. Tim ini tugas utamanya sebagai observer, peninjau dan sebagai military staff officer. Tapi karena ini adalah gelombang pertama, 30 orang gelombang pertama, tugasnya untuk bisa menjalin komunikasi, menggulirkan prosesnya. "Ini tahapan awal. Jadi betul-betul advance team-nya," katanya.
Dikatakan Marty, saat ini PBB telah mengirim 30 orang dan 6 orang diantaranya dari Indonesia. Marty menilai penugasan ini menjadi wujud kepercayaan yang sangat tinggi dari PBB ke Indonesia.
Sumber : JURNAS.COM
0 komentar:
Posting Komentar